Bagi sebagian anak-anak, belajar dan juga bermain menjadi hal paling penting di dalam masa-masa tumbuh kembang sang anak. Dan terlebih lagi berinteraksi sosial. Bersama dengan rekan sebayanya ini juga sangat penting.
Tapi bagaimana bila ternyata hal ini terjadi di saat masa-masa pandemi seperti sekarang ini? Tentu jelas ini menjadi satu problem tersendiri. Untuk itu mengingat tentang anak kecil yang dimana pasti susah sekali diatur.
Problematika ini juga yang banyak dirasakan termasuk juga saya hadapi sekarang. Saya tentu ingin memberikan segala hal apa pun yang terbaik bagi anak-anak saya, dan namun risiko penyebaran virus Covid-19 selalu menjadi sebuah keresahan bagi saya dan juga semua orang.
Sebagai orangtua yang dimana memiliki anak berumur sekitar 3 tahun di masa pandemi ini menjadi tantangan tertentu bagi saya. Karena anak saya sudah mulai masuk PAUD di tahun ini.
Wajar jika saja saya merasa gelisah mengingat pandemi ini belum juga nampak atau terlihat akan selesai. Apalagi munculnya kasus Covid-19 varian Delta baru dan masih terus berlanjut meski kini sudah mulai terlihat melandai.
Kini, sudah menjadi opsi pembelajaran tatap muka secara offline, ini sudah disampaikan oleh para bunda PAUD. Jujur saja, saya merasa bimbang, haruskah anak saya mengikuti sekolah PAUD secara offline atau tidak mengikutinya, menjadi pertanyaan dan beban pikiran saya?
Ada banyak yang menjadi bahan pertimbangan. Pertama, untuk si kecil juga butuh untuk belajar dan bermain dan ini demi tumbuh juga kembang serta masa depannya tentu. Itu adalah hak yang dimana harus dia dapatkan.
Sisi lain saya tidak boleh membatasi untuk dia anak saya mendapatkan hak dasar hidupnya. Hanya saja, masa pandemi membuat saya berpikir, apakah cukup aman untuk membiarkan si kecil main dengan teman-teman sebayanya di tengah masa pandemi ini.
Kedua, si kecil juga pasti butuh bersosialisasi. Dan di masa pandemi seperti ini, si kecil selalu mempunyai lebih banyak waktu bermain sendiri. Kalau tidak begitu dia akan melihat gadget, entah smartphone, bermain komputer, dan sebagainya.
Saya tidak mau dan tidak ingn anak saya menjadi pribadi yang anti sosial dan juga tidak memiliki empati terhadap sesamanya. Problemnya, seperti di awal saya jelaskan, anak kecil sangatlah susah untuk diatur.